INSTRUMENTASI KELAUTAN
PENGERTIAN
Instrumentasi Kelautan adalah suatu
bidang ilmu
kelautan yang berhubungan dengan
alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian
dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Instrumentasi
Kelautan sebagai
alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik, instrumentasi pengukuran
suhu, Disolve Oxigen (DO), Turbiditas, Salinitas, pH perairan, dll.
INSTRUMENTASI
OSEANOGRAFI
Current meter
Current meter berfungsi sebagai Pengukuran arus, baik dengan
metode langlarian maupun metode eularian. Sebuah current meter yang ideal harus
memiliki respon yang cepat dan konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi
pada kecepatan air, dan harus secara akurat dan terpercaya sesuai dengan
komponen velositas.
Secara umum current meter yang biasa dipergunakan memiliki
dua tipe : dengan “verctical axis meter” dan “axis meter horizontal”. Dalam
kedua perbedaan tersebut rotasi dan rotor dari propeller dipergunakan untuk menentukan
kecepatan arus laut sesuai dengan pengaturan pada
current meter.
CTD ( Conductivity, Temperature and Depth)
CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan,
kedalaman, dan densitas. Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan
data, sistem pengolahan, dan unit luaran.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol
sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi untuk mengukur parameter
karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset
berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai
penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan
memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah
mengambil sampel air laut.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika
menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan,
sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas).
Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk
mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang mendeteksi suatu
besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean
(decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke
serial data stream dengan dikirimkan ke control unit via cabel. CTD diturunkan
ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik
secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke
permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor
temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure
monitor atau quartz crystal.
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan
dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada
CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel
induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran
data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan
ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data
dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD
ke komputer tersambung.
pH Meter
pHmeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasaan. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai
kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log
[H+]. Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam
air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja
mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan, angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
Pada saat pertama dicelupkan, angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
Tide Staff
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter
atau centi meter. Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan. Tide Staff (papan
Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan
untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya
terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
DO Meter
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia
adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan
anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini
biasanya menggunakan katoda perak ( Ag ) dan anoda timbal ( Pb ). Secara
keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi
permeable terhadap oksigen.
Hand Refraktometer
Hand Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb.
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan
memanfaatkan refraksi cahaya.
INSTRUMENTASI NAVIGASI
Navtex
Navtex
adalah sistem otomatis
internasional untuk langsung mendistribusikan peringatan maritim navigasi,
ramalan cuaca dan peringatan, pencarian dan penyelamatan pemberitahuan dan informasi
yang serupa dengan kapal A, rendah-biaya kecil dan pencetakan radio penerima
dipasang di jembatan, atau tempat dari mana kapal berlayar, dan memeriksa
setiap pesan yang masuk untuk melihat apakah telah diterima selama transmisi
sebelumnya, atau jika itu adalah kategori yang tidak tertarik untuk menguasai
kapal. Frekuensi transmisi pesan ini adalah 518 kHz dalam bahasa Inggris,
sementara 490 kHz digunakan untuk menyiarkan dalam bahasa lokal.
Pesan dikodekan dengan kode
sundulan diidentifikasi menggunakan alfabet untuk mewakili stasiun penyiaran,
jenis pesan, dan diikuti oleh dua angka yang menunjukkan nomor urut pesan.
Search and Rescue Transponder (SART)
Perangkat yang digunakan untuk
menemukan kelangsungan hidup kerajinan atau pembuluh tertekan dengan
menciptakan serangkaian titik pada layar radar 3 cm kapal penyelamatkan itu.
Jangkauan deteksi antara perangkat ini dan kapal, tergantung pada ketinggian
radar tiang kapal dan ketinggian SART, biasanya sekitar 15 km (8 mil laut).
Perhatikan bahwa radar laut tidak dapat mendeteksi SART bahkan dalam jarak ini,
jika pengaturan radar tidak dioptimalkan untuk deteksi SART. Setelah
terdeteksi oleh radar, SART yang akan menghasilkan indikasi visual dan aural.
Radio GMDSS
Digital Selective Calling (DSC)
pada MF, HF dan VHF radio maritim sebagai bagian dari sistem GMDSS. DSC terutama
ditujukan untuk memulai kapal ke kapal, kapal ke pantai dan pantai ke kapal
telepon radio dan MF / HF radiotelex panggilan. Panggilan DSC juga dapat dibuat
untuk stasiun individu, kelompok stasiun, atau semua stasiun dalam jangkauan
seseorang. Setiap kapal DSC dilengkapi, stasiun pantai dan kelompok ditugaskan
unik 9-digit Maritime Mobile Service Identity.
Alert distress DSC, yang
terdiri dari sebuah pesan marabahaya terformat, digunakan untuk memulai
komunikasi darurat dengan kapal dan pusat koordinasi penyelamatan. DSC
dimaksudkan untuk menghilangkan kebutuhan bagi orang-orang di jembatan kapal
atau di pantai untuk terus menjaga penerima radio pada saluran radio suara,
termasuk saluran VHF 16 (156,8 MHz) dan 2182 kHz sekarang digunakan untuk
marabahaya, keselamatan dan panggilan. Sebuah arloji mendengarkan kapal kapal
GMDSS dilengkapi pada 2182 kHz.
Sextans
Sextans adalah konstelasi khatulistiwa
minor yang diperkenalkan pada abad ke-17 oleh Johannes Hevelius. Namanya adalah
Latin untuk sekstan astronomi, instrumen yang Hevelius sering melakukan penggunaan
dalam pengamatannya. Dalam dunia pelayaran digunakan untuk menentukan posisi
kapal artikel baru menghitung ketingaian benda angkasa dan azimutnya.
LORAN (Long Range Navigation)
Loran
(Long Range Navigation) adalah
sistem navigasi radio terestrial menggunakan frekuensi rendah pemancar radio
yang menggunakan beberapa pemancar ( multilateration ) untuk menentukan lokasi
dan atau kecepatan penerima. Versi saat ini dari LORAN umum digunakan adalah
LORAN - C , yang beroperasi di bagian frekuensi rendah dari spektrum EM 90-110
kHz. Terutama untuk melayani sebagai cadangan untuk GPS dan metode navigasi
GNSS systems yang disediakan oleh LORAN didasarkan pada prinsip perbedaan waktu
antara penerimaan sinyal dari sepasang pemancar radio. Jika posisi dua stasiun
disinkronkan diketahui, maka posisi penerima dapat ditentukan sebagai suatu
tempat pada kurva hiperbolik tertentu di mana perbedaan waktu antara sinyal
yang diterima adalah konstan. Dalam kondisi ideal, hal ini secara proporsional
setara dengan perbedaan jarak dari receiver ke masing-masing dari dua stasiun. Dengan
sendirinya, dengan hanya dua stasiun, posisi 2 dimensi penerima tidak dapat
diperbaiki. Sebuah aplikasi kedua prinsip yang sama harus digunakan, didasarkan
pada perbedaan waktu dari sepasang yang berbeda dari stasiun. Dengan menentukan
persimpangan dua kurva hiperbolik diidentifikasi oleh penerapan metode ini,
memperbaiki geografis dapat ditentukan.
INSTRUMENTASI AKUSTIK
Echosounder
Echosounder merupakan
salah satu alat yang penting untuk mengetahui kedalaman laut dan dapat juga sebagai
pengukur jarak dengan ultrasonic. Kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Echosounder
memiliki beberapa pertimbangan sistem, diantaranya Side-Scan Sonar, Sub-Bottom
Profling, Single-Beam Echosounder, dan Multi-Beam Echosounder.
Side-Scan Sonar pada
saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan
bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan
pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom
profilers).
Sistem Side-Scan Sonar
mengirimkan pulsa akustik pada suatu sisi dari receiver dan merekam amplitude
energi balikan dari pulsa yang dipancarkan oleh sensor. Tiap pancaran pulsa,
satu lajur kecil (sekitar 100 sampai 200 m ke tiap sisi) dari dasar laut
dipetakan. Tiap pergerakan kapal, lajur ke lajur dipetakan. Pada dasar laut yang
datar sempurna semua energi dipantulkan dari sensor sonar dan tidak ada sinyal
yang terekam. Dalam faktanya, dasar laut tidak rata sempurna. Ketidakteraturan
seperti bebatuan dan riak-riak air karena pantulan (backscatter) dari energi
akustik dan sistem dapat menyediakan informasi secara kasar keadaan dasar laut.
Sub-Bottom Profling merupakan
suatu sistem untuk mengidentifikasi dan mengukur variasi dari lapisan-lapisan
sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem akustik yang digunakan dalam
penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat pada echosounder.
Sumber suara
memancarkan sinyal secara vertikal ke bawah menelusuri air dan receiver
memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan dasar laut. Batasan antara dua
lapisan memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic impedance = rintangan
akustik). Sistem menggunakan energi pantulan untuk mengumpulkan informasi
lapisan-lapisan sedimen di bawah dasar permukaan air (tampilan muka sedimen
bawah air). Rintangan akustik berhubungan dengan tingkat kekentalan atau berat
jenis (densitas) dari kandungan material dan tingkat kecepatan suara menelusuri
material. Ketika terjadi perubahan rintangan akustik, seperti tampilan muka
sedimen bawah air, bagian suara yang diteruskan kemudian dipantulkan kembali.
Bagaimanapun, beberapa energi suara menembus menelusuri sampai batas dan
kedalam lapisan sedimen. Energi ini dipantulkan ketika menembus batas antara
lapisan sedimen yang lebih dalam yang memiliki rintangan akustik yang
berbeda-beda. Sistem ini menggunakan energi yang dipantulkan oleh
lapisan-lapisan untuk membentuk penampang dari bagian sub-bottom
lapisan-lapisan sedimen.
Beberapa
parameter-parameter dari sonar (tenaga keluaran, frekuensi dari sinyal, dan
panjang gelombang pulsa yang dipancarkan) mempengaruhi performa dari alat yang
digunakan.
Single-Beam Echosunder
merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai
pengirim dan penerima sinyal gelombang suara. Sistem batimetri dengan
menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan :
transciever (tranducer/reciever) yang
terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur
kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever yang
terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi
yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah
kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima
kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang
mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan
dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi,
sampai pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara
berkesinambungan dari bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi
tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan seperti heave (gerakan
naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch (gerakan
kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll
(gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang)
dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference
Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selam
proses berlangsung. Single-Beam echosounder relatif mudah untuk digunakan,
tetapi alat ini hanya menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis track
yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada feature yang tidak terekam antara lajur per
lajur sebagai garis tracking perekaman, yang mana ada ruang sekitar 10 sampai
100 m yang tidak terlihat oleh sistem ini.
Multi-Beam Echosunder
merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang
luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa
yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), beberapa pancaran suara
(beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal
sehingga diketahui sudut beam. Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan
penerimaan dihitung dengan algoritma pendeteksian terhadap dasar laut tersebut.
Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini dapat menentukan kedalaman
dan jarak transveral terhadap pusat area liputan. Multi-Beam Echosounder dapat
menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi vertikal dan
kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).
Fish Finder
Fish Finder bekerja
berdasarkan pemantulan gelombang suara yang dipancarkan dari permukaan perairan
sampai dasar lautan. Ketika bunyi yang dipancarkan kedasar lautan tersebut
membentur suatu benda dan kembali ke penerima sonar, maka jaraknya yang
ditempuh oleh bunyi tersebut dapat diukur, maka dapat diketahui letak benda
tersebut dibawah permukaan laut.
Sonar
Sonar (Sound
Navigation and Ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang digunakan
dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari atau
mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang
suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda
yang akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut
(Bathymetry), pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut
(Subbottom Profilers), pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal
selam dan ranjau, analisa dampak lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta
berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah
pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada
awalnya diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur
kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam
mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas. Seiring
dengan perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk
mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan
dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.
INSTRUMENTASI OPTIK
Theodolite
Theodolite
adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah
teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua
dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan
sudut vertikal untuk dibaca.
Theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk
dibaca. Kedua sudut tersebut
dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Waterpass
Waterpass adalah alat
yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam
posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Ada banyak jenis
alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering
dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat
dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini
terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal
yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung
cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat
dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
Saat ini waterpass banyak dijumpai
dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang umum dapat dijumpai adalah waterpass
dengan panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi panjang dengan lebar 5-8 cm
dan tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai permukaan rata sebagai bidang yang
ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa kedataran atau
ketegakannya. Ditengah bagian adalah terdapat berbentuk lobang dan ditengahnya
sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan kedataran, dan pada
salah satu ujung terdapat lobang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca
gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal. Bahan waterpass
yang umum terdapat adalah dari bahan kayu dan aluminium. Umumnya orang lebih
menyukai waterpass yang terbuat dari bahan aluminium karena lebih tahan lama dan lebih ringan untuk
digunakan.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan
alat ke bidang permukaan yang di cek. Untuk mengecek kedataran maka dapat
diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass.
Sedangkan untuk mencek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Untuk memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung harus benar benar berada ditengah alat yang
ada.
INSTRUMENTASI SATELIT
Pada pemanfaatan untuk wilayah pesisir, jenis informasi yang
dapat diperoleh adalah ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang dan lamun)
dan penutup lahan lainnya yang terkait dengan penataan ruang di wilayah
pesisir. Informasi keberadaan mangrove dicirikan oleh keberadaan vegetasi dan
air, karena wilayah yang didominasi oleh mangrove umumnya merupakan perairan
payau yang kadang tergenang oleh air laut pada pasang tinggi. Keberadaan
terumbu karang dan lamun yang berada pada dasar perairan perlu dilakukan
perhitungan parameter indeks kolom air untuk menghilangkan pengaruh perairan.
Spesifikasi sensor landsat dan spot. Sedangkan untuk jenis informasi tata ruang,
diperlukan resolusi spasial yang lebih tinggi untuk memperoleh informasi kelas
penutup lahan pada pulau-pulau kecil.
Informasi mengenai kualitas
ekosistem pesisir juga diperlukan oleh pengguna. Untuk mengkaji kualitas objek
suatu penutup lahan, diperlukan informasi karakteristik spektral yang lebih
baik. Untuk mangrove, penggunaan indeks vegetasi telah banyak dilakukan dalam
pengkajian kualitas mangrove, dan apabila ditambahkan dengan resolusi spektral
yang lebih tinggi, maka informasi kualitas mangrove, dan lebih detail terungkap,
misalnya kajian tingkat stres mangrove hanya dapat dilakukan pada data
hiperspektral. Keragaman mangrove dapat memberikan informasi mengenai ekosistem
mangrove secara keseluruhan, informasi keragaman ini hanya dapat diperoleh
menggunakan data resolusi spektral dan resolusi spasial yang tinggi. Informasi
mengenai kualitas ekosistem terumbu karang dan keragamannya akan lebih detail
diperoleh dengan hiperspektral dan resolusi spasial yang seperti sendor CASI
dan HYMAP.
Berikut ini merupakan penjelasan
dari macam-macam jenis citra satelit :
· Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah
satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran
menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit
dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub,
memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya
705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat
mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada
setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km. Fungsi dari satelit landsat
adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan
tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
Satelit SPOT (systeme pour
I’observation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis
yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini
mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. Satelit
SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik
yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor
dapat diatur sumbu pengamatanya ke kiri dan ke kanan memotong arah lintasan
satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk
akurasi monitoring bumi secara global.
Satelit ASTER (advanced spaceborne
emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang
dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit
sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam
orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari,
sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di
permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian
orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.